Pengobatan herbal sangat populer di Indonesia, sebagai pilihan selain menggunakan pengobatan berbasis bahan kimia. Di bidang kedokteran gigi, minyak esensial dari kulit buah lemon dikembangkan sebagai obat alternatif untuk mengobati sariawan yang disebabkan oleh trauma. Lemon merupakan salah satu jenis jeruk yang sangat umum dalam kelompok spesies Citrus. Lemon ini tidak hanya dimanfaatkan buahnya, tetapi bagian kulitnya juga dapat digunakan untuk menghasilkan suatu bahan yang bermanfaat yaitu minyak esensial.
Penelitian yang dilakukan di Departemen Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, menggunakan buah lemon lokal dari Jawa Timur sebagai salah satu bahan alternatif untuk mempercepat penyembuhan sariawan. Minyak esensial dari kulit lemon tersebut, diolah dijadikan suatu sediaan gel agar dapat mudah diaplikasikan atau dioleskan pada sariawan. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian minyak esensial dari kulitlemon, sebanyak 1 kali per hari selama 5 dan 7 hari pada hewan cobamenunjukkan peningkatan jumlah limfosit dan ekspresi IL-10. Kedua indikator ini merupakan salah satu indikator dari proses penyembuhan luka baik luka pada kulit maupun pada sariawan.
Minyak esensial dari kulit lemon mengandung 51 zat aktif. Zat yang paling dominan adalah asam fumarik, yang memiliki efek anti inflamasi dan anti oksidan. Asam fumarik dapat meningkatkan endogen GSH yang dapat meningkatkan perlindungan sel terhadap stress oksidatif. Selain asam fumarik, juga didapatkan adanya senyawa D-limonene yang merupakan senyawa khusus yang hanya dapat ditemukan di jeruk lemon. Senyawa ini berfungsi sebagai anti oksidan, anti inflamasi, dan anti bakteri.
Kandungan asam fumarik dan D-limonene ini dapat menurunkan jumlah radikal bebas yaitu reactive oxygen species. Radikal ini merupakan senyawa yang dapat menghancurkan segala jenis protein, lemak, karbohidrat, dan asam nukleat. Radikal ini dapat menyebabkan perpanjangan waktu penyembuhan seperti pada luka dan sariawan karena dapat menginduksi pelepasan mediator radang seperti sitokin pro-inflamasi. Selain itu minyak esensial dari kulit lemon juga memiliki efek anti mikroba yang dapat menghambat infeksi sekunder pada sariawan.
Peningkatan jumlah limfosit disebabkan oleh sifat anti inflamasi D-limonene. Senyawa ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah sitokin proinflamasi, seperti tumor necrosis factor α (TNF α) dan IL-6, karena dapat menghambat aktivasi dan proliferasi limfosit. Peningkatan ekspresi IL-10 diperkirakan terjadi melalui beberapa mekanisme yang melibatkan limonene dan sel imun.
Salah satu mekanisme molekuler adalah melalui nuclear factor kappa beta (NF-κB), karena limonene menekan respon inflamasi dengan menghambat ekspresi atau aktivasi NF-κB. NF-κB adalah modulator penting dari transkripsi kemokin, seperti ligan kemokin, yang berperan penting dalam migrasi sel T-helper 1 dan T-helper 17. Oleh karena itu, penghambatan aktivasi NF-κB menginduksi penurunan infiltrasi sel Th17 di daerah ulser atau sariawan.
Hasil penelitian yang didapat saat ini merupakan tahap awal untuk mengembangkan dan membuktikan manfaat lain dari kulit buah lemon. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lain untuk dapat mengembangkan, menerapkan dan menggunakan jeruk lemon sebagai salah satu alternatif obat sariawan.
Penulis: Fatma Yasmin Mahdani, drg., M.Kes
Informasi detail dapat dilihat pada tulisan kami di: F.Y.Mahdani, D.S.Ernawati, P.Hadi, B.Soebadi, S.D.Mardiyana, D.Susanti, M.D.C.Surboyo. Citrus limon L. Gel Stimulate Lymphocytes and Interleukin-10 Expression in Traumatic Diabetic Oral Ulcers. Phcog Res 2020;12:299-302. http://www.phcogres.com/temp/PhcogRes123299-6870517_015430.pdf
Source: UNAIR News