Surabaya, 13 Agustus 2024 – Konferensi AEGIS 2024 menjadi forum diskusi internasional di mana perwakilan dari berbagai negara mempresentasikan praktik industri hijau mereka, dengan fokus pada kemitraan global dan perubahan iklim sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 17 dan 13. Diskusi ini mencakup tantangan dan solusi yang dihadapi tiap negara dalam upaya mencapai keberlanjutan. Perwakilan dari Yaman menyoroti pentingnya revitalisasi industri kopi mereka melalui praktik pertanian berkelanjutan, meskipun menghadapi tantangan besar seperti ketidakstabilan politik dan krisis air. Sementara itu, kelompok dari Pakistan menekankan visi mereka untuk 2050, dengan fokus pada pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, dan konservasi biodiversitas. Zimbabwe menyoroti kemajuan dalam proyek energi terbarukan dan manajemen limbah, meskipun menghadapi hambatan teknologi dan infrastruktur.
Selain itu, Mali memaparkan proyek “Desert to Power” mereka, yang bertujuan untuk mengubah energi surya menjadi kekuatan utama, dan Jepang berbagi pengalaman sukses dalam pengelolaan limbah air menggunakan teknologi canggih seperti UASB-AS. Diskusi dari tiap negara menegaskan pentingnya pendekatan yang terintegrasi antara kebijakan lokal dan kolaborasi global (SDGs 17) untuk menciptakan industri hijau yang berkelanjutan dan menghadapi tantangan perubahan iklim (SDGs 13).
Setelah konferensi, diadakan diskusi terbuka yang merangkum poin-poin penting dari presentasi tiap negara. Para peserta menekankan pentingnya kombinasi kemandirian energi dan kolaborasi global, perlunya pendekatan seimbang dalam menghadapi tantangan teknologi dan lingkungan, serta pengelolaan limbah plastik yang efektif melalui perubahan sistemik dan kebijakan yang mendukung. Kesepakatan bersama dituangkan dalam MoU yang mencakup komitmen terhadap konsumsi berkelanjutan, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya industri hijau. Sebagai penutup, peserta mendonasikan sampah plastik yang dikumpulkan selama acara ke Bank Sampah Surabaya di Dharmahusada dan mempelajari cara membuat eco-enzyme, cairan alami dari fermentasi limbah organik yang berguna untuk kebersihan dan pemeliharaan lingkungan.
Konferensi AEGIS 2024 berhasil menggabungkan presentasi dari berbagai negara, menghasilkan pertukaran ilmu dan budaya yang memperkuat kolaborasi internasional dalam upaya bersama membangun industri hijau yang berkelanjutan, sesuai dengan SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dan SDGs 13 (Penanganan Perubahan Iklim).