Universitas
Airlangga

Fakultas
Sains dan Teknologi

Universitas
Airlangga

Fakultas
Sains dan Teknologi

FST NEWS

Inisiatif Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dalam Kolaborasi Global Konservasi Mangrove di Randuboto Gresik untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Perubahan iklim memberikan dampak signifikan pada wilayah pesisir, terutama melalui kenaikan permukaan laut dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem. Ekosistem mangrove, yang berperan sebagai pelindung alami pantai, memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim melalui kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Menyadari peran krusial ini, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga terus menginisiasi berbagai upaya konservasi, salah satunya melalui kegiatan “International Community Services: Mangrove Ecosystem Biodiversity Conservation as an Effort to Combat Climate Change in the Coastal Area of Randuboto Village, Gresik Regency.”

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 28 September 2024, di wilayah pesisir Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Partisipasi dari berbagai pihak, baik lokal maupun internasional, bergabung dalam upaya kolaboratif melestarikan ekosistem mangrove. Inisiatif ini menegaskan pentingnya kerjasama lintas negara dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan konservasi ekosistem pesisir. Selain itu, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberlanjutan lingkungan dan memperkuat sinergi lintas sektor dalam pelestarian alam.

Kegiatan ini dibuka dengan seremoni pembukaan yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Kepala Desa Randuboto, dan perwakilan dari Petronas. Dalam sambutannya, para pembicara menekankan urgensi kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi perubahan iklim dan pentingnya melibatkan berbagai pihak dalam konservasi lingkungan. Setelah seremoni pembukaan, para peserta menaiki perahu selama 30 menit menuju lokasi penanaman mangrove, di mana sebanyak 10.500 bibit mangrove ditanam. Kegiatan ini diikuti dengan antusiasme tinggi oleh 8 mahasiswa FST UNAIR, 12 mahasiswa Universiti Malaysia Terengganu, serta dosen dan staf dari kedua universitas. Melalui kolaborasi ini, terjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang memperkuat kesadaran akan pentingnya konservasi mangrove.

Penanaman mangrove di Randuboto bertujuan memperbaiki ekosistem pesisir, melindungi garis pantai dari erosi, dan meningkatkan ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim. Mangrove dikenal memiliki kemampuan menyimpan karbon lebih tinggi per hektar dibandingkan hutan terestrial, menjadikannya solusi efektif dalam mitigasi perubahan iklim. Kegiatan ini juga sejalan dengan beberapa tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain:

  1. Poin 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan

Program ini memperkuat ketahanan komunitas pesisir terhadap bencana melalui perlindungan alami yang diberikan oleh mangrove.

  1. Poin 13: Tindakan terhadap Perubahan Iklim

Penanaman dan pelestarian mangrove merupakan langkah strategis dalam mitigasi perubahan iklim, karena mangrove mampu menyerap karbon dalam jumlah besar.

  1. Poin 14: Menjaga Ekosistem Laut

Mangrove menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies laut dan menjadi kunci keberlanjutan ekosistem pesisir serta keanekaragaman hayati.

  1. Poin 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa adanya kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari komunitas lokal, pemerintah, hingga institusi pendidikan dan sektor swasta.

Penanaman mangrove di Desa Randuboto merupakan contoh nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat memberikan dampak positif dalam upaya melawan perubahan iklim. Selain berhasil memulihkan ekosistem pesisir, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Edukasi kepada warga mengenai peran mangrove dalam melindungi pesisir dari abrasi dan sebagai solusi mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan karbon telah memberikan dampak yang signifikan. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam memperluas upaya konservasi mangrove, melindungi keanekaragaman hayati pesisir, dan memastikan keberlanjutannya bagi generasi mendatang.