{:id}WEALTH, ’T-Shirt’ Elektronik Mampu Memonitor Pasien Pasca Gagal Jantung{:}{:en}WEALTH, Electronic ‘T-Shirt’ Can Monitor Post-Heart Failure Patients{:}

Date

{:id}

UNAIR NEWS – Mahasiswa prodi Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga Ahmad Nurianto, bersama dua rekannya Difa Fanani Ismayanto dan Ahmad Alif Robit Alhazmi, membuat inovasi suatu prototype yang diberi nama WEALTH (Wearable Electrocardiograph TShirt). Dengan temuan ini diharapkan berguna sebagai upaya menurunkan angka gagal jantung di Indonesia.

Menurut Ahmad Nurianto, ketua tim dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) ini, bahwa alat ini mampu melakukan monitoring pasien pasca gagal jantung secara wireless dan terintegrasi dengan internet, sehingga mampu diakses oleh tenaga medis secara real time, dimana dan kapan saja.

Selain itu dalam inovasi alat ini juga dilengkapi penyadap sinyal fabric electrode, berupa elektroda yang diletakkan pada T-shirt dari prototipe yang membuat pasien bisa nyaman dalam beraktivitas, seperti berolahraga.

”Sehingga kondisi jantung pasien pasca gagal jantung dapat lebih baik, harapakan kami dapat menekan tingginya angka kematian akibat penyakit gagal jantung di Indonesia,” tandas Ahmad Nurianto.

Dibawah bimbingan Akif Rahmatillah ST., MT., dosen FST UNAIR, keberhasilan membuat prototype ini berhasil memperoleh dana hibah penelitian dari Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2018.

Diterangkan oleh Ahmad Nurianto, Heart Failure atau gagal jantung merupakan suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah untuk dialirkan guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.

Pasien pasca gagal jantung, atau pasien yang sudah pernah mengalami gagal jantung, perlu melakukan olahraga yang teratur berupa latihan fisik. Daya kerja otot-otot jantung yang mengerut akibat mengalami gagal jantung dapat diperbaiki kembali saat pasien melakukan aktivitas fisik.

Namun karena jarak serta kondisi penderita yang tidak bisa melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit, maupun bertemu dokter secara langsung pasca berolahraga, membuat dokter sulit untuk melakukan monitoring kondisi pasien.

Selain itu alat yang digunakan monitoring kondisi jantung (elektrokardiograf) memiliki beberapa kekurangan, antara lain harga yang mahal, dimensi besar, dan gel elektroda yang membuat beberapa individu merasa tidak nyaman dan dapat membuat alergi pada kulit.

”Tim kami berharap dari alat ini nanti akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya oleh tenaga medis serta pasien pasca gagal jantung sebagai upaya untuk menekan angka kematian akibat gagal jantung. Kedepan juga akan kami publikasikan pada jurnal internasional yang terindeks Scopus,” tambah Ahmad Nurianto mengakhiri penjelasan. (*)

Editor: Bambang Bes

Sumber: Unair News

{:}{:en}

UNAIR NEWS – Students of Biomedical Engineering Faculty of Science and Technology (FST) Universitas Airlangga Ahmad Nurianto, along with two of his colleagues Difa Fanani Ismayanto and Ahmad Alif Robit Alhazmi, made an innovation, a prototype named WEALTH (Wearable Electrocardiograph T-Shirt).  This finding is expected to be useful in reducing the rate of heart failure in Indonesia.

According to Ahmad Nurianto, the team leader in the Copyright Student Creativity Program (PKM-KC) group, this tool is capable of monitoring post-heart failure patients wirelessly and it is integrated with the internet, so that it can be accessed by medical personnel on a regular basis in real time, anytime and anywhere.

In addition, this innovative device is also equipped with fabric electrode signal tappers in the form of electrodes placed on T-shirts from a prototype that makes patients comfortable in doing activities, such as exercising.

“Therefore, the heart condition of post-heart failure patients can be better. We hope we can reduce the high mortality rate from heart failure in Indonesia,” said Ahmad Nurianto.

Under the guidance of Akif Rahmatillah ST., MT., FST UNAIR lecturer, the this prototype succeeded to obtain a research grant from the Ministry of Research, Technology, and Higher Education in the Student Creativity Program (PKM) in 2018.

Ahmad Nurianto explained that heart failure is a condition in which the heart fails in pumping blood to flow in order to meet the needs of the body cells for adequate nutrients and oxygen.

Post-heart failure patients or patients who have had heart failure need to do regular exercise in the form of physical exercise. The working power of the heart muscles that contract due to heart failure can be repaired again when the patient is physically engaged.

However, due to the distance and condition of the patient who is unable to do health-check directly in the hospital or meet the doctor directly after exercising, it becomes difficult for doctors to monitor the patient’s condition.

In addition, the tool used for monitoring heart conditions (electrocardiograph) has several disadvantages, including expensive prices, large dimensions, and electrode gels that make some individuals feel uncomfortable and cause allergic reactions to the skin.

“Our team hopes that this tool will be utilized by the community, especially by medical personnel and post-heart failure patients as an effort to reduce the death rate from heart failure. In the future, we will also publish it in an international journal indexed by Scopus,” added Ahmad Nurianto, ending the explanation. (*)

Editor: Bambang Bes

Source: Unair News

{:}

More
articles

id_IDIndonesian