Surabaya – Kamis (8/8/2019), Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) mengadakan forum diskusi antara mahasiswa Departemen Kimia FST UNAIR dan Departemen Teknik Kimia dan Biologi Korea University. Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian acara the 13th Korea-ASEAN Joint Symposium yang diadakan di Gedung Kahuripan UNAIR.
Awalnya, diskusi ini membahas tentang riset, namun kemudian bergeser ke topik lingkungan, sejalan dengan tema simposium, yaitu penggunaan biomassa dan energi terbarukan.
Salah satu topik akademik yang disinggung dalam diskusi ini adalah pemanfaatan hasil riset. Banyak riset di bidang saintek yang hanya berada dalam lingkup akademis karena sifatnya yang sangat spesifik dan hasilnya berupa data temuan, sehingga dampak hasil riset tersebut tidak dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Solusi yang ditawarkan untuk masalah ini adalah kolaborasi dengan pihak-pihak selain akademisi bidang saintek.
“Bersinergi dengan jurusan-jurusan lain di bidang humaniora seperti Ilmu Budaya, Komunikasi, Hukum, HI dan sebagainya untuk menghasilkan diskursus yang lebih umum dan dapat dicerna oleh masyarakat banyak sehingga dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya meminimalisir sampah pribadi,” adalah jawaban Rodrigo Sebastián Hormazábal Céspedes, mahasiswa internasional Korea University untuk masalah tersebut.
Youngsang Chun, mahasiswa Korea University menambahkan bahwa riset sebaiknya bersinergi dengan NGO (Non-Government Organization/Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga pemerintah, atau institusi sejenis untuk menggalakkan aksi. Mahasiswa Korea lainnya, Soo Kweon Lee pun menambahkan bahwa setiap orang, tanpa memandang statusnya sebagai mahasiswa Kimia atau bukan, memiliki andil untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi kondisi Bumi.
Timpalan Soo Kweon Lee pun membawa diskusi ke isu lingkungan. Diskusi ini membuka wawasan mahasiswa dari kedua perguruan tinggi akan penanganan polusi di Korea Selatan dan Indonesia. Di Korsel, ada denda yang sangat besar apabila penduduk ketahuan membuang sampah sembarangan. Pipa-pipa saluran air juga sudah semuanya dipasang filter dan pemerintah secara berkala membersihkan sampah yang terjaring. Tidak hanya itu, produksi pakaian dengan bahan yang lebih mudah terurai kini sudah marak di Negeri Ginseng.
Penulis: Fitria Zahrina
Editor: Dida S. N. Hilman